IHSG Anjlok Hampir 3 Persen Sore Ini, Ini Penyebabnya
Liga335 daftar – TEMPO Interaktif, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada sesi pertama perdagangan Senin, 27 Oktober 2025, menghapus penguatan pekan lalu setelah sempat naik 4,5 persen. Pada sesi sore, IHSG telah turun 2,94 persen, atau hampir 3 persen, ke level 8.028.
Menurut Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, penurunan tajam tersebut dipicu oleh kegelisahan pasar atas laporan Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang akan merevisi perhitungan free-float saham-saham Indonesia.
“Berita tentang potensi perubahan aturan free-float MSCI untuk saham-saham Indonesia menjadi faktor utama di balik koreksi tajam hari ini,” kata Mirae Asset Sekuritas dalam sebuah pernyataan tertulis.
Beberapa saham berkapitalisasi besar memimpin pelemahan.
Saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) merosot 12,4%, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) turun 12,3%, dan PT Petrosea Tbk (PTRO) turun 11,9%.
“Saham-saham konglomerat, terutama yang berkapitalisasi pasar besar memberikan tekanan yang signifikan terhadap indeks,” tim Mirae menambahkan.
Semua indeks sektoral ditutup melemah di sesi pertama.
Sektor properti membukukan pelemahan paling tajam dengan penurunan 4,53 persen, diikuti oleh sektor energi yang turun 4,45 persen.
“Pergerakan IHSG hari ini berlawanan dengan bursa-bursa utama Asia yang sebagian besar diperdagangkan menguat,” kata Mirae.
Pekan lalu, IHSG ditutup pada level 8.
271,7, naik dari 7.915,6 pada pekan sebelumnya. Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga naik 3,31% menjadi Rp15.
234 triliun dari Rp14.746 triliun di minggu sebelumnya.
Namun, aktivitas perdagangan menunjukkan tanda-tanda pendinginan.
Rata-rata frekuensi transaksi harian turun 12,9% menjadi 2,36 juta kali transaksi dari 2,71 juta kali transaksi pada minggu sebelumnya, sementara rata-rata nilai transaksi harian turun 18,86% menjadi Rp22,28 triliun dari Rp27,46 triliun. Volume perdagangan juga mengalami penurunan sebesar 19,7 persen menjadi 30,47 miliar saham dari 37,95 miliar saham.
Investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp1,15 triliun pada penutupan hari Jumat, tetapi telah menjual total bersih sebesar Rp47,31 triliun sepanjang tahun 2025.
Sementara itu, Direktur PT Traze Andalan Futures Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa penurunan IHSG semakin dalam menjadi 3,38% di 7.992 pada sesi kedua perdagangan.
Ia mengaitkan penurunan ini dengan penurunan harga minyak dunia yang membebani saham-saham perbankan.
“Pasar bereaksi terhadap jatuhnya harga minyak, yang telah menimbulkan kekhawatiran akan penurunan penerbitan L/C ekspor oleh bank,” kata Ibrahim kepada Tempo, Senin.
Aksi jual juga melanda sektor energi dan sektor-sektor lain, karena investor masih berhati-hati dengan alokasi dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun untuk sektor perbankan.
“Pasar masih dalam mode wait and see apakah suntikan dana Rp 200 triliun dari pemerintah benar-benar dapat menstimulasi sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ini masih menjadi tantangan besar bagi Menteri Purbaya,” katanya.
Kemerosotan IHSG juga terjadi bersamaan dengan melemahnya nilai tukar rupiah. Ibrahim mengaitkan pelemahan rupiah dengan lemahnya ekonomi domestik.
onomic fundamental tetapi mencatat bahwa penurunan saham dan mata uang kemungkinan besar hanya bersifat sementara.
“Pasar sedang menunggu harga minyak pulih. Begitu harga minyak mentah rebound, IHSG bisa menguat lagi,” katanya.
Ilona Esterina dan Rr Ariyani berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Redaksi: Ringkasan Pasar Pekan Ini: IHSG Naik 4,5%, Kapitalisasi Pasar Capai Rp 15.