CSIS Menyoroti Prospek Ekonomi Indonesia yang 'Mendung' karena Pertumbuhan Turun di Bawah 5%
Liga335 daftar – TEMPO.CO, Jakarta – Peneliti Senior Center for Strategic and International Studies (CSIS), Deni Friawan, menggambarkan ekonomi Indonesia sedang “mendung”, karena pertumbuhan ekonomi merosot di bawah 5 persen pada kuartal pertama 2025, dengan hanya 4,87 persen dari tahun ke tahun. Menurut Deni, enam bulan pertama pemerintahan Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming akan sangat penting untuk menentukan arah prospek ekonomi Indonesia.
“Kesimpulan kami saat ini adalah ekonomi belum sepenuhnya gelap, tetapi mendung,” katanya dalam media briefing CSIS yang diadakan pada hari Rabu, 7 Mei 2025. Pada kuartal sebelumnya, atau kuartal IV 2024, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03 persen, turun dari kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen. Perlambatan ekonomi terjadi di tengah faktor musiman, yakni bulan suci Ramadan yang biasanya mendongkrak perekonomian.
CSIS mencatat, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 terkontraksi sebesar 0,98 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, menurut Deni, hal ini disebabkan oleh melemahnya konsumsi rumah tangga yang hanya naik 4,89 persen. “Kita tahu bahwa konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 55 persen dari total PDB (produk domestik bruto) kita.”
Perlambatan juga terjadi pada belanja pemerintah yang turun 1,42 persen. Sementara itu, dari sisi produksi, perlambatan pertumbuhan didorong oleh sektor perdagangan yang stagnan, serta transportasi dan komunikasi. Sementara itu, sektor pertanian naik signifikan sebesar 10,52 persen.
Data inflasi juga terus melambat, mengindikasikan terjadinya disinflasi. Level terendah bahkan mencapai deflasi 0,09 persen pada Februari 2025. Indikator lainnya, menurut Deni, adalah pasar tenaga kerja.
Data Kementerian Ketenagakerjaan menyebutkan sejak awal tahun hingga April 2025, jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK) mencapai 24.000. Sementara Asosiasi Pengusaha Indonesia menyebutkan angka yang lebih tinggi lagi.
angka 40.000 orang. Menurut Deni, dengan kondisi ekonomi saat ini, tidak mengherankan jika kepercayaan konsumen dan pelaku usaha terus menurun.
Ia mencontohkan, pada awal pemerintahan Prabowo, kepercayaan konsumen naik dari 121 menjadi 127. Namun sekarang turun kembali menjadi hanya 121. Demikian pula dengan indeks manufaktur atau Purchasing Managers’ Index (PMI) yang turun di bawah 50 atau mengalami kontraksi.
“Dari gambaran data yang kami sajikan, kita bisa menyimpulkan bahwa ekonomi kita belum diguyur hujan deras, tapi awan mendungnya sudah ada. Jika tidak ada antisipasi perbaikan dari pemerintah, maka kegelapan akan menjadi keniscayaan,” kata Deni.