Publikasi baru WHO menyoroti pentingnya pemantauan ketimpangan kesehatan untuk memajukan kesetaraan kesehatan

Publikasi baru WHO menyoroti pentingnya pemantauan ketimpangan kesehatan untuk memajukan kesetaraan kesehatan

Publikasi baru WHO menyoroti pentingnya pemantauan ketimpangan kesehatan untuk memajukan kesetaraan kesehatan

Liga335 daftar, situs judi bola, situs sbobet – Publikasi baru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) “Pemantauan ketidaksetaraan kesehatan: memanfaatkan data untuk memajukan kesetaraan kesehatan” menyoroti peran penting pemantauan yang efektif dalam menangani perbedaan yang tidak adil dan dapat dihindari dalam hasil kesehatan. Publikasi ini mengkonsolidasikan prinsip-prinsip utama dan praktik-praktik yang sedang berkembang, menawarkan panduan teknis mengenai sumber data, metode analisis dan strategi untuk menerjemahkan bukti ke dalam tindakan kebijakan.
Kemajuan global selama dua dekade terakhir telah meningkatkan angka harapan hidup dan mengurangi beban penyakit menular.

Namun, kesenjangan kesehatan masih tetap ada di dalam dan di antara negara-negara. Laporan Pemantauan Global Cakupan Kesehatan Universal WHO tahun 2023 menemukan bahwa skor indeks cakupan layanan di negara-negara berpenghasilan rendah rata-rata 53 dari 100, dibandingkan dengan 77 dari 100 di negara-negara berpenghasilan tinggi.
Indonesia telah membuat kemajuan yang signifikan dalam memperluas akses terhadap layanan kesehatan, terutama melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diluncurkan pada tahun 2014.

Akan tetapi, kesenjangan yang signifikan masih ada. Antara tahun 2010 dan 2020, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menurun sebesar 45%, dari 346 kematian per 100.000 kelahiran hidup menjadi 189 kematian per 100.

000 kelahiran hidup. Namun, provinsi-provinsi di bagian timur Indonesia seperti Papua (565), Papua Barat (343), dan Nusa Tenggara Timur (316) masih memiliki AKI yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan DKI Jakarta (48) dan DI Yogyakarta (58).
Publikasi WHO yang baru ini ditujukan untuk digunakan oleh para profesional kesehatan masyarakat, pembuat kebijakan, peneliti dan ahli statistik.

Publikasi ini menekankan pentingnya mengumpulkan dan menganalisis data terpilah – berdasarkan pendapatan, jenis kelamin, pendidikan, usia, dan geografi – dan menunjukkan cara terbaik untuk menerapkan informasi ini untuk menginformasikan kebijakan dan program yang berfokus pada pemerataan.
Di Indonesia, penerapan rekomendasi ini dan rekomendasi lainnya akan mendukung pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, yang memprioritaskan penurunan stunting, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Hal ini akan memberikan kontribusi pada program Kesehatan T Agenda Transformasi yang bertujuan untuk memperkuat tata kelola kesehatan, layanan kesehatan primer dan ketahanan sistem kesehatan.

WHO akan terus bekerja sama dengan Indonesia untuk meningkatkan kualitas dan penggunaan data kesehatan, membangun kapasitas analisis, dan mengintegrasikan pemerataan di seluruh kebijakan dan program kesehatan. Hal ini termasuk memanfaatkan solusi kesehatan digital melalui platform SATUSEHAT Indonesia untuk meningkatkan pengumpulan dan analisis data untuk intervensi yang lebih efektif dan tepat sasaran.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *