Indonesia tidak ikut campur dalam sanksi FIFA terhadap pemain naturalisasi Malaysia, kata menteri olahraga
Liga335 – KUALA LUMPUR, 30 September – Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia Erick Thohir membantah tuduhan bahwa negaranya berperan dalam sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA terhadap Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain nasional yang dinaturalisasi. Thohir, yang juga mengetuai Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), mengatakan bahwa Indonesia tidak mencampuri urusan dalam negeri atau kebijakan olahraga negara lain, demikian laporan Free Malaysia Today. “Kami tidak mencampuri urusan politik atau kebijakan negara lain, tapi tentu saja, kami ingin olahraga di Indonesia maju,” katanya, seperti dikutip oleh portal berita online Detik20.
“Kami ingin sepak bola kita maju, bulutangkis berprestasi, pencak silat mendunia. Kita ingin olahraga kita maju, tapi kita tidak mengintervensi masalah negara lain,” tambahnya. Fifa menjatuhkan sanksi kepada FAM setelah pertandingan kualifikasi Piala Asia 2027 Malaysia melawan Vietnam pada 10 Juni lalu, di mana tujuh pemain naturalisasi diturunkan.
Pemain yang terlibat adalah Gabriel Felipe Arroc ha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Fifa mengatakan bahwa mereka menerima keluhan terkait kelayakan para pemain setelah kemenangan 1-0 Malaysia, kemenangan pertama mereka atas Vietnam dalam 11 tahun terakhir. Komite disiplin menemukan FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA, yang berkaitan dengan pemalsuan dan pemalsuan.
Fifa menjatuhkan denda 350.000 franc Swiss (sekitar RM1,8 juta) kepada FAM, sementara masing-masing dari ketujuh pemain menerima denda 2.000 franc Swiss (sekitar RM10.
560) dan skorsing selama 12 bulan dari semua kegiatan yang berhubungan dengan sepak bola, yang berlaku efektif sejak tanggal keputusan tersebut dikomunikasikan. Sekretaris jenderal FAM Noor Azman Rahman mengaitkan masalah ini dengan “kesalahan teknis” yang dilakukan oleh staf. Penjabat presiden Yusoff Mahadi mengatakan bahwa asosiasi telah mengikuti prosedur yang tepat dan akan mengajukan banding atas keputusan tersebut.