Perlakuan Indonesia terhadap pesenam Israel mengundang kritik tetapi juga penerimaan dari kepala olahraga dunia
Liga335 – BARU Anda sekarang dapat mendengarkan artikel! Kontroversi berkembang atas penolakan visa yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap tim senam nasional Israel pada hari Sabtu, ketika presiden Federasi Senam Internasional (FIG) angkat bicara mengenai hal tersebut. Presiden FIG Morinari Watanabe berbicara pada konferensi pers Sabtu pagi, mengatakan ia setuju dengan keprihatinan baru-baru ini atas situasi yang diungkapkan oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat menjelang Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG ke-53 di Jakarta, yang akan dimulai pada hari Minggu.
“Saya setuju [dengan] pernyataan IOC,” kata Watanabe. “Olahraga terpisah dari politik. Semua atlet memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi dalam ajang olahraga.
IOC dan FIG harus melindungi hak tersebut. Ini untuk piagam Olimpiade yang sedang kami tulis.” KLIK DI SINI UNTUK LIPUTAN OLAHRAGA LAINNYA DI FOXNEWS.
COM Watanabe menambahkan bahwa FIG “sangat menyesalkan” kurangnya perlindungan terhadap pesenam Israel, tetapi menunjukkan rasa hormat kepada Indonesia. n keputusan pemerintah. “Di FIG kami sangat menyesal bahwa kami tidak dapat melindungi hak-hak atlet satu negara saat ini.
Namun, di sisi lain, dengan situasi global yang berubah, bagaimana melindungi para atlet yang berpartisipasi adalah sebuah tantangan,” katanya. “Kami telah mendengar dari pemerintah Indonesia bahwa ini adalah langkah untuk memastikan keamanan atlet yang berpartisipasi, termasuk atlet satu negara, dan juga masyarakat kota, kota Jakarta, jadi alasannya bukan politis, ini yang kami dengar.” Sekretaris Jenderal FIG Nicolas Buompane menambahkan bahwa organisasi ini juga mewaspadai kelompok-kelompok yang dapat menjadi ancaman dengan kehadiran tim Israel.
“Memang benar bahwa ada beberapa kelompok di Indonesia yang tidak senang melihat delegasi Israel datang dan kemudian melontarkan ancaman. Jadi, ini adalah sesuatu yang sudah diperhitungkan dengan serius,” kata Buompane. “Bagaimana dengan keamanan semua peserta?
Ini juga merupakan sesuatu yang kami komit dalam statuta kami, untuk memastikan keamanan semua peserta. Jadi, ini adalah hal yang sulit. Dan ketika kita melihat minggu-minggu terakhir, ada beberapa peristiwa yang terjadi.”
CRUZ KECAM TUDUHAN ‘GENOSIDA’ ISRAEL DARI PBB, DAN DORONG KONSEKUENSI Buompane mengutip beberapa contoh kekerasan lain yang terjadi di acara olahraga internasional yang melibatkan tim nasional Israel dalam beberapa bulan terakhir. Kejadian-kejadian ini termasuk protes pro-Palestina di Tour de Spain, yang menyebabkan acara tersebut dihentikan sementara di tengah protes atas para pesepeda Israel, dan pertandingan sepak bola yang menampilkan tim-tim Israel. “Hari-hari terakhir memang sulit, tetapi kami melakukan semua yang kami bisa, terutama presiden, tanpa henti, mencoba mencari solusi apa pun, dan kemudian, pada titik tertentu, Anda berakhir pada situasi di mana tidak ada lagi yang bisa Anda lakukan,” ujar Buompane.
Watanabe dan Buompane ditanya apakah mereka menganggap keputusan pemerintah Indonesia sebagai pelanggaran terhadap statuta FIG yang melindungi perlakuan yang sama dan inklusi bagi setiap atlet dari setiap negara dan mengasah yang akan menimbulkan konsekuensi bagi federasi senam Indonesia. Buompane mengindikasikan bahwa mereka tidak menganggapnya sebagai pelanggaran, dan menyatakan bahwa peraturan lain yang memprioritaskan keselamatan juga harus dipertimbangkan. “Jadi, ini memang pelanggaran, tapi kami juga punya pembelaan.
Karena Anda tidak bisa hanya mengambil satu pasal, yang menjadi sorotan semua orang saat ini, karena ada pasal-pasal lain yang akan membantu kami membela diri,” katanya. Pernyataan IOC pada hari Jumat secara langsung mengutuk keputusan pemerintah Indonesia. “Posisi prinsipil IOC sangat jelas: Semua atlet, tim, dan ofisial olahraga yang memenuhi syarat harus dapat berpartisipasi dalam kompetisi dan acara olahraga internasional tanpa diskriminasi dalam bentuk apa pun dari negara tuan rumah, sesuai dengan Piagam Olimpiade dan prinsip-prinsip dasar nondiskriminasi, otonomi, dan netralitas politik yang mengatur Gerakan Olimpiade,” demikian pernyataan IOC.
“Oleh karena itu, ini adalah tanggung jawab langsung dari t negara tuan rumah, penyelenggara dan organisasi olahraga yang bersangkutan secara langsung untuk memastikan bahwa prinsip ini sepenuhnya dihormati dan bahwa semua jaminan yang diperlukan diberikan oleh otoritas terkait dari negara tuan rumah sebelumnya.” IOC juga menyatakan bahwa para pejabatnya akan membahas situasi ini dengan Indonesia pada pertemuan berikutnya. “Olahraga harus tetap menjadi ruang yang aman bagi para atlet untuk mewujudkan impian mereka; dan para atlet tidak boleh dimintai pertanggungjawaban atas keputusan politik,” tambah pernyataan tersebut.
Pada hari Selasa, Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menolak permintaan intervensi dari Israel. Federasi Senam Israel (IGF) merilis sebuah pernyataan yang membahas sanksi tersebut. KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI “Peraturannya sudah jelas, dan tindakan Indonesia merupakan pelanggaran terang-terangan.
Tidak dapat dibayangkan bahwa sebuah negara dapat melarang negara lain untuk berkompetisi di Kejuaraan Dunia sementara badan-badan yang mengaturnya berdiam diri,” bunyi pernyataan tersebut, melalui BBC. “Keputusan ini merusak dasar-dasar yang sangat ersaingan yang sehat dan adil, dan ini merupakan pukulan telak bagi semangat para pesenam dan staf yang telah bekerja keras untuk momen ini.” Indonesia sebelumnya dicabut haknya untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepakbola U-20 ketika Gubernur Bali menolak untuk menjadi tuan rumah bagi Tim Israel dalam sebuah pertandingan.